Kukirimkan salam rindu kepadamu melalui bait sederhana ini.
Penantianku setiap detik ingin bersua bagai satu dasawarsa.
Sabarku rasanya tak mampu bertahan lama tuk menunggumu.
Wahai kekasihku yang ada di lauful mahfudz.
Apa kabar dikau yang disana?
Tidakkah rinduku ini berbalas?
Kapan kujumpa sosokmu dan kutatap matamu dalam waktu yang sama?
Wahai kekasihku yang ada di lauful mahfudz.
Kala kulihat dua insan sedang memupuk kasih, maka kerinduanku akan dirimu semakin dalam.
Kucoba mencari tahu siapakah engkau namun tak satupun mahluk yang sanggup menjawabnya.
Kucoba temui didalam khayalku namun pikirku tak sanggup menggapai lukis sosokmu.
Siapakah engkau wahai kekasihku?
Wahai kekasihku yang ada di lauful mahfudz.
Kelak jika kita bertemu maukah engkau menghabiskan waktumu bersamaku dalam naungan Ilahi?
Maukah engkau melewati hari hari kita bersama baik itu suka maupun duka dalam meniti ridoh-Nya.
Maukah engkau menerimaaku dengan segala kekurangan yang kumiliki?
Setumpuk pertanyaan ingin kusampaikan padamu wahai kekasihku.
Wahai kekasihku yang ada di lauful mahfudz sekali lagi kukirimkan salam rinduku kepadamu. (R/20/6/2014)