Senin, 24 Desember 2012

Nawa – nawa, Akkala’ siagang Gio

          (Rahmat J)


 “Mengapa tak seorangpun gelisah? aku mendengar orang – orang berbicara tentang hari akhir di Laundromat, namun mereka tidak gelisah dibanding ketika mereka berbicara tentang bahan – bahan pembersih.” 

“Orang orang berbicara tentang makin tipisnya lapisan ozon dan kematian sebuah mahluk hidup. Mereka bicara tentang gundulnya hutan tropis , tentang polusi mematikan yang akan menyelimuti kita ribuan atau jutaan tahun, tentang lenyapnya jutaan spesies kehidupan setiap hari, tentang tamatnya pembagian spesies itu sendiri. Namum mereka tampaknya tenang –tenang saja.” 


Sebuah pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh salah satu pengarang novel ternama, Daniel Quinn, yang mempunyai banyak makna serta memperkaya gagasan dan opini kita bagaimana seharusnya kita menjalani hidup. “Bahwa manusia setiap harinya menyumbangkan terhadap upaya penghangcuran dunia, demi tujuan agar kalian (manusia) bisa tetap hidup”. Mereka melakukan pembalakan hutan, penebangan liar, pencemaran udara, air dsb serta pengerukan sumber daya alam yang tak tergantikan seolah – olah tak ada habisnya. Ironisnya manusia berpura - pura tidak mengerti dan tidak tahu akan hal ini, justru mereka menenggelamkan diri dalam kesibukan tiap hari, “membius diri mereka dengan obat bius atau televisi pada malam hari” hingga mereka tak sempat memikirkan dampak yang akan ditimbulkan serta solusinya tanpa sadar mereka menuju kepada kehancuran dunia.

 Hal ini pula terinterpretasikan pada dinamika kehidupan kita bahwa seringkali Kita mengeluh merasa hidup kita pas - pasan, semua serba kekurangan, parahnya keluhan itu sudah berlangsung selama bertahun – tahun namun kita hanya terdiam dan merenungi nasib kita tanpa melakukan sesuatu justru kita hanya disibukkan dengan hal – hal yang menyenangnkan seperti pacaran, smsan, karaokean, berdansa, bermain game, facebookan, twiteran, menghabiskan waktu di depan televisi dsb, Yang membuat kita lupa bagaimana solusinya agar kita bisa keluar dari keluhan – keluhan itu.

 Dalam hal ini seharusnya ketika kita merasa hidup serba kekurangan, pas -pasan, ekonomi yang terhempit, jatuh, lapar, bangkrut, atau kita mempunyai “mimpi – mimpi” yang belum terealisasikan dsb, mestinya langkah yang pertama yang harus di lakukan adalah mempunyai keinginan (nawa - nawa) yang kuat untuk keluar dari keluhan – keluhan itu selanjutnya berpikir (akkala’) kira – kira langkah - langkah apa yang seharusnya dilakukan, dan (siagang) hal yang paling penting dari kedua langkah tersebut adalah bergerak (gio) atau bertindak melakukan sesuatu secepatnya sesuai dengan rencana yang telah dipikirkan sebelumnya.

Ketiga langkah tersebut harus saling melengkapi satu sama lain namun seringkali kebanyakan orang hanya mempunyai keinginan dan sebuah pemikiran tanpa dilengkapi dengan adanya tindakan, hal ini disebut dengan melamun. Namum tak sedikit pula orang yang telah melakukan ketiga langkah tersebut mendapatkan hasil yang memuasakan hingga membuat mereka putus asa dalam menghadapi keterpurukan hidup, padahal dalam sebuah kehidupan, gagal, berhasil, sukses bangkrut, sedih marah, gembira dsb adalah bumbu – bumbu kehidupan yang akan senangtiasa mewarnai kehidupan, tinggal bagaimana kita memaknai hal – hal tersebut. ketika terjatuh maka bangkitlah, jangan terhanyut dengan kegagalan (move on), kita dituntut untuk selalu bisa menyelesaikan persoalan – persoalan yang terjadi dalam hidup (problem solver), agar kita bisa belajar dan memaknai arti sebuah kehidupan. Ketiga langkah di atas merupakan konsep umum yang sering kita dengar dan tuturkan agar dapat keluar dari keterpurukan, keluar dari keluhan – keluhan namun saking seringnya kita mendengar atau menuturkan konsep tersebut, terkadang menimbulkan rasa kebosanan, ini menghilangkan semangat bagi banyak, orang oleh karena itu penulis hanya menawarkan kepada pembaca lebih kepada komitmen kita untuk selalu menanamkan dalam diri tentang kekonsistenan untuk mengubah hidup menjadi lebih baik, keluar dari keterpurukan yang selalu kita keluhkan dan merealisasikan “mimpi – mimpi” sesuai dengan harapan.

Semoga hal ini dapat mengubah cara berpikir kita, mengubah cara pandang kita dalam menghadapi dinamika kehidupan, serta memaknai arti sebuah kegagalan, selamat berjuang kawan dalam menjalani kerasnya kehidupan, salam kebangkitan….!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar